SEBUAH KATA UNTUK SEBUAH KENANGAN
part 1
Entah kenapa hari ini q tiba-tiba teringat ayah q. sudah lama q tak memikirkan beliau. memang akhir-akhir ini pekerjaan q cukup banyak sehingga q tidak punya waktu luang untuk berhayal dan sejenak memikirkan kenangan indah tentang q dan ayah q. kenangan yang tidak akan dapat trulang lagi.
Mungkin saat itu q sedikitpun berpikir bahwa itu adalah hari terakhir q bisa melihat ayah q...
di bandara Fatmawati, pukul 12.30 orang tua dan adik q mengantarkan kepergian q tuk bekerja ke luar kota , Makasar kota yang akan q tuju saat itu.
Berjuta rasa yang q rasakan saat itu. ini pekerjaan pertama q. dan q sangat menginginkannya.
awalnya orang tua q tidak setuju dengan rencana q itu. terlihat jelas dari gurat wajahnya. bahkan acap kali bliau merenung sendiri di kamar seolah ingin menunjukkan kepada q bahwa dia tidak inggin q pergi.
Jujur hati q hancur saat ayah q tak menghiraukan dan mendiami q untuk beberapa saat. namun jiwa petualangan q semakin berteriak dan mengatakan bahwa bahwa "Fit, kamu harus pergi... kapan lagi..." darah muda yang bergejolak saat itu berhasil menampikkan kata hati kecil q..
Esok harinya ayah q bertnya sekali lagi tentang niat q tuk hijrah ke pulau seberang. dan dengan sangan manatap q menjawab, yups apit yakin yah.. setelah itu q langsung menyunggingkan sebuah senyuman untuk ayah q. aq tidak bisa menampikkan kegelisahan yang muncul di diri ayah q. memang selama ini q dikenal sebagai anak kesayangan ayah. begitu ibu q sering mngatai q kalau q sedang dimarahi olehnya. jadi q beranggapan kalau tu hanya perasaan ayah q saja yang tidak mau pisah jauh-jauh dari anaknya yang maniez ne. hehehe... dan dengan spontan q bilang kepada ayah q.. " ayah ne takut bgt melepaskan apit pergi, kayak qt gx bakal ketemu lagi aja."
Ayah yang pantang menyerah, kemudian menelepon saudaranya untuk meminta dukungan melarang q pergi ke makasar. maklumlah dari lahir sampe tamat kuliah q belom pernah pisah dari orang tua. apalagi merasakan hidup jadi anak kost. setelah menghubungi saudaranya bahkan kakek q pun dihubungi untuk dimintai pendapat, ayah q tampak semakin kecewa karena orang tua dan saudaranya saja menyetujui keberangkatan q. mereka berkata itukan masih Indonesia jadi apa salahnya. ayah q hanya terdiam.
Mendekati hari kepergian q, q belum juga mengantongi restu dari ayah q. hanya izin dari ibu q yang membuat q tetap besemangat untuk berusaha mendapatkan dukungan dari anggota keluarga q yang lain. namun hari itu, ayah q keluar dari kamarnya dan berkata dengan tegas kalau dia akhirnya mengizinkan q untuk pergi. bukannya senang, q malah menitikkan air mata mendengarnya..
Di bandara fatmawati bengkulu,, kami menunggu pesawat... dan selama itu q bebincang-bincang dengan orang tua dan adik q. beribu nasehat disampaikan oleh ibu q waktu itu. ayah hanya diam dan terus merangkul pundak q. tubuh q merasakan kalau hatinya sangat tidak ingin kalau q pergi. tapi inilah resiko bagi orang tua yang meiliki anak dengan karakter keras kepala seperti q. senyum yang dia pancarkan jelas sekali penuh dengan ketepaksaan..
pesawat q pun tiba dan aq harus segera bergegas memasuki pesawat. saat itu q sangat ingin menangis entah mengapa q tak tau. ini tidak biasanya karena q adalah tipe orang yang sangat susah menangis. q menoleh ke belakang dan melihat ayah dan ibu q melepas kepergian q. jujur q tak sanggup melihat mata mereka yang berkaca dan ekspresi muka ayah q saat itu.. ekspresi yang sampai saat ini masih terekam jelas di neuron-neuron otak q. wajah yang sendu, dalam hati q berkata ya Allah izinkan q tuk bertemu dengan keluarga q satu kali lagi. setelah itu q tak sanggup lagi menoleh ke belakang. q hanya mampu menatap lurus menuju jalan dan keputusan yang telah q ambil.. (bersambung)